Jenis kain ini tentu sudah lekat dengan masyarakat di Indonesia.Kain panjang yang dijahit sisi-sinya sehingga membentuk tabung ini digunakan sebagai penutup bagian perut sampai mata kaki,dengan dililitkan.Sarung bisa digunakan laki maupun perempuan untuk kepentingan adat maupun keseharian. Pembuatan kain sarung biasanya menggunakan mesin maupun alat tenun bukan mesin (ATBM).Sarung Goyor adalah salah satu kain sarung yang dibuat menggunakan alat tenun bukan mesin.
Mengapa disebut Sarung Goyor?. Goyor dalam bahasa Jawa artinya lembek karena jika digunakan kainnya jatuh,lembek tidak kaku makanya disebut Sarung Goyor. Adapula yang menyebut kain Pyur artinya pun sama. Jenis kain yang adem ini jika tentu cocok untuk masyarakat Indonesia yang berada di kawasan tropis yang bersuhu panas. Tegal adalah salah satu daerah yang masih memproduksi jenis kain ini.Pemasaran kain ini sudah mencapai daerah Gresik,Surabaya,Jakarta dan Jogja bahkan sudah di export ke Afrika dan Arab Saudi.
Proses pembuatan kain sarung goyor yang membutuhkan waktu yang panjang membuat hasil produksinya terbatas, namun tetap diminati karena keunikan motifnya dan jenis kain yang nyaman dipakai.Ada sekitar 18 langkah untuk membuat kain ini sampai ke konsumen waktu yang dibutuhkan sekitar 2 minggu.Emm…cukup panjang bukan?!Tapi ada hal yang perlu menjadi catatan bahwa dengan panjangnya proses pembuatan kain ini disadari bahwa kain ini telah membuka luas lapangan pekerjaan bagi 18 orang yang terlibat dalam 18 proses pembuatan sarung.Sarung goyor ini telah diproduksi secara turun temurun oleh penduduk Tegal kususnya keturunan etnis Arab.
Dilihat dari jenis motifnya sarung dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Motif Botolan/Timuran
2. Motif Balian/Tegalan
1. MOTIF BOTOLAN/TIMURAN
Jenis motif ini kecil-kecil dan relative lebih rumit dari pada motif Balian.Proses pembuatnnya pun lebih lama dan harganya lebih mahal.
2. MOTIF BALIAN/TEGALAN
Motifnya lebih besar dari pada jenis botolan. Pengerjaanya tentu lebih mudah begitupun proses pembuatannya lebih singkat.Karena itu harganya lebih murah daripada yang bermotif Botolan.
Umumnya sarung goyor mempunyai warna-warna gelap hanya pengrajin tertentu saja yang berani memilih warna terang. Warna dasar kainlah yang akan menentukan warna sarung ini menjadi warna gelap atau cerah.
Kain sarung ini berukuran 125 x 120 m,tentu saja ukuran kain ini bukanlah ukuran asli saat penunan.Karena itu sarung ini perlu sambungan untuk menghasilkan 1 kain sarung. Lebar hasil penenunan adalah 60 cm.
Untuk menghasilkan kain yang jatuh tentu membutuhkan benang kusus.Dahulu Indonesia belum mampu memproduksinya namun sekarang Indonesia telah mampu memproduksinya.
Proses pembuatan diawali dengan pemilihan jenis benang .Benang yang telah dipilih akan dicelup warna putih terlebih dahulu.Ini dimaksudkan agar dalam pewarnaan berikutnya akan mendapat warna yang benar-banar sempurna karena warna asli benang adalah putih tulang. Setelah proses penjemuran benang. Benang yang sudah berwarna putih diketeng atau digulung dengan alat yang disebut bomb.Selanjutnya akan di pilah mana benang yang akan dibuat dasar dan mana benang yang akan dibuat motif. Benang yang akan dijadikan motif akan diproses lebih panjang dari pada benang yang akan di jadikan dasar.Seperti dikemukakan diatas bahwa warna kain tergantung pada pemilihan warna dasar apakah berwarna cerah atau gelap.
Benang yang akan dijadikan motif dibentangkan pada kayu berbentuk segi empat ukutan 1x1m proses ini disebut dibaki .Benang ditalikan ujung ke ujung yang nantinya akan digambar seperti motif yang diinginkan.Kemudian benang ditalen atau ditali dengan tali raffia.Pengikatan tali-tali ini berdasarkan gambar yang telah di bubuhkan pada kain,inilah yang akan di warnai.
Setiap ikatan tentu mempunyai warna yang berbeda-beda.Selesai ditalen benang akan dibawa untuk proses pencelupan pertama(dibres) tapi sebelumnya benang harus dilepas dari baki. Pencelupan warna untuk motif akan dilakuakan berulang kali sesuai dengan banyak warna yang dibutuhkan dalam pemberian motif.Setelah pewarnaan ada proses pengeringan. Pastikan bahwa benang-benang ini benar-benar kering karena akan dicolet inilah pemberian warna terakhir untuk benang. Benang dibongkar dari ikatan-ikatan yang nantinya akan di palet(digulung).Nah benang motif ini siap untuk ditenun bersama benang-benang warna dasar menjadi kain sarung.
Seorang pengrajin bisa membuat 1-1,5 kain sarung. Satu kain sarung membutuhkan kain sepanjang 125×120 cm. Proses terakhir adalah penjahitan ,pencucian dan pengepakan kain sarung.Kain sarung goyor sebelum di kemas memang terlebih dahulu dicuci ini untuk mendapatkan kesan “goyor” pada kain.Well sarung Goyor siap untuk dipasarkan dan anda kenakan untuk beribadah atau bersantai.
Mengapa disebut Sarung Goyor?. Goyor dalam bahasa Jawa artinya lembek karena jika digunakan kainnya jatuh,lembek tidak kaku makanya disebut Sarung Goyor. Adapula yang menyebut kain Pyur artinya pun sama. Jenis kain yang adem ini jika tentu cocok untuk masyarakat Indonesia yang berada di kawasan tropis yang bersuhu panas. Tegal adalah salah satu daerah yang masih memproduksi jenis kain ini.Pemasaran kain ini sudah mencapai daerah Gresik,Surabaya,Jakarta dan Jogja bahkan sudah di export ke Afrika dan Arab Saudi.
Proses pembuatan kain sarung goyor yang membutuhkan waktu yang panjang membuat hasil produksinya terbatas, namun tetap diminati karena keunikan motifnya dan jenis kain yang nyaman dipakai.Ada sekitar 18 langkah untuk membuat kain ini sampai ke konsumen waktu yang dibutuhkan sekitar 2 minggu.Emm…cukup panjang bukan?!Tapi ada hal yang perlu menjadi catatan bahwa dengan panjangnya proses pembuatan kain ini disadari bahwa kain ini telah membuka luas lapangan pekerjaan bagi 18 orang yang terlibat dalam 18 proses pembuatan sarung.Sarung goyor ini telah diproduksi secara turun temurun oleh penduduk Tegal kususnya keturunan etnis Arab.
Dilihat dari jenis motifnya sarung dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Motif Botolan/Timuran
2. Motif Balian/Tegalan
1. MOTIF BOTOLAN/TIMURAN
Jenis motif ini kecil-kecil dan relative lebih rumit dari pada motif Balian.Proses pembuatnnya pun lebih lama dan harganya lebih mahal.
2. MOTIF BALIAN/TEGALAN
Motifnya lebih besar dari pada jenis botolan. Pengerjaanya tentu lebih mudah begitupun proses pembuatannya lebih singkat.Karena itu harganya lebih murah daripada yang bermotif Botolan.
Umumnya sarung goyor mempunyai warna-warna gelap hanya pengrajin tertentu saja yang berani memilih warna terang. Warna dasar kainlah yang akan menentukan warna sarung ini menjadi warna gelap atau cerah.
Kain sarung ini berukuran 125 x 120 m,tentu saja ukuran kain ini bukanlah ukuran asli saat penunan.Karena itu sarung ini perlu sambungan untuk menghasilkan 1 kain sarung. Lebar hasil penenunan adalah 60 cm.
Untuk menghasilkan kain yang jatuh tentu membutuhkan benang kusus.Dahulu Indonesia belum mampu memproduksinya namun sekarang Indonesia telah mampu memproduksinya.
Proses pembuatan diawali dengan pemilihan jenis benang .Benang yang telah dipilih akan dicelup warna putih terlebih dahulu.Ini dimaksudkan agar dalam pewarnaan berikutnya akan mendapat warna yang benar-banar sempurna karena warna asli benang adalah putih tulang. Setelah proses penjemuran benang. Benang yang sudah berwarna putih diketeng atau digulung dengan alat yang disebut bomb.Selanjutnya akan di pilah mana benang yang akan dibuat dasar dan mana benang yang akan dibuat motif. Benang yang akan dijadikan motif akan diproses lebih panjang dari pada benang yang akan di jadikan dasar.Seperti dikemukakan diatas bahwa warna kain tergantung pada pemilihan warna dasar apakah berwarna cerah atau gelap.
Benang yang akan dijadikan motif dibentangkan pada kayu berbentuk segi empat ukutan 1x1m proses ini disebut dibaki .Benang ditalikan ujung ke ujung yang nantinya akan digambar seperti motif yang diinginkan.Kemudian benang ditalen atau ditali dengan tali raffia.Pengikatan tali-tali ini berdasarkan gambar yang telah di bubuhkan pada kain,inilah yang akan di warnai.
Setiap ikatan tentu mempunyai warna yang berbeda-beda.Selesai ditalen benang akan dibawa untuk proses pencelupan pertama(dibres) tapi sebelumnya benang harus dilepas dari baki. Pencelupan warna untuk motif akan dilakuakan berulang kali sesuai dengan banyak warna yang dibutuhkan dalam pemberian motif.Setelah pewarnaan ada proses pengeringan. Pastikan bahwa benang-benang ini benar-benar kering karena akan dicolet inilah pemberian warna terakhir untuk benang. Benang dibongkar dari ikatan-ikatan yang nantinya akan di palet(digulung).Nah benang motif ini siap untuk ditenun bersama benang-benang warna dasar menjadi kain sarung.
Seorang pengrajin bisa membuat 1-1,5 kain sarung. Satu kain sarung membutuhkan kain sepanjang 125×120 cm. Proses terakhir adalah penjahitan ,pencucian dan pengepakan kain sarung.Kain sarung goyor sebelum di kemas memang terlebih dahulu dicuci ini untuk mendapatkan kesan “goyor” pada kain.Well sarung Goyor siap untuk dipasarkan dan anda kenakan untuk beribadah atau bersantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar